SIAPKAH, MENGHADAPI INDUSTRI 4.0

Gambar 1.1 Video Industri 4.0

Industri 4.0 adalah era semua peralatan yang menghasilkan nilai ekonomis / untung tinggi, menggunakan sistem digitalisasi. Semua mesin terintegrasi dengan komputer dan internet, tercipta sistem robotisasi dan pemilik mampu  melihat dari kejauhan produksi mereka. Dengan menggunakan sistem industri 4.0 lebih merampingkan penggunaan sumber daya manusia. Pemerintah sangat mendukung industri 4.0 karena tingkat produktivitas dan semangat kerja, pekerja indonesia masih rendah dibanding dengan negara tetangga seperti vietnam, malaysia dan thailand. Di indonesia trend kenaikan upah tenaga kerja dari tahun ke tahun semakin naik, namun kenaikan upah ini tidak didukung dengan nilai kualitas, produktivitas yang tinggi sehingga banyak investor asing yang lari ke negeri tetangga.

Dari permasalahan inilah pemerintah sangat mendukung industri 4.0 yang sesuai dinyatakan oleh menteri perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto. Dalam seminar "Menyiapkan Industri Indonesia di Era Industri 4.0", di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (24/10/2018), Memandang teknologi komputasi awan atau cloud computing menjadi infrastruktur utama dalam mendukung revolusi industri 4.0. Airlangga juga menyebut teknologi ini pun harus mengedepankan keamanan siber. " Kami mengharapkan cloud computing yang menjadi infrastruktur utama dari revolusi industri 4.0 mulai memperhatikan cyber security agar industri tidak ragu-ragu untuk memulai melakukan perubahan dengan mengadopsi teknologi baru.

Dari pernyataan menteri perindustrian dapat disimpulkan, bahwa dalam menghadapi era industri 4.0, para perindustri masih dihadapkan tantangan tentang keamanan syber / security. bila data base mereka diserang oleh syber maka bisa di rasakan dampaknya, produktivitas akan mengalami downtime malah juga bisa lebih parah peralatan akan mengalami rusak karena sistem robotisasi yang digerakan oleh user yang tidak bertanggung jawab. Tidak hanya itu sumber daya manusia, tidak lagi peranya sangat penting dibutuhkan kecuali tenaga ahli seperti mesin, programer dan progaming, sehingga sdm yang tidak memiliki keahlian hanya bisa menjadi penonton dan boleh jadi mengalami pemutusan hubungan tenaga kerja. Dengan diberlakukan industri 4.0 otomatis sumber daya manusia bisa dirampingkan.